Syukur ini ditandai dengan pelbagai kegiatan anak-anak juga beragam lomba. Di Tengah tingginya curah hujan, anak-anak terlibat dalam lomba cerdas cermat, permainan voly, dan memasak. Sementara karyawan-karyawati ambil bagian dalam kegiatan rekoleksi karyawan, lomba membuat tumpeng, Kegiatan itu berpuncak pada Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Vikjen Keuskupan Bogor, RD.Suparta, didampingi Direktur panti asuhan, RP.Martin Kowe OFM, Pastor Paroki Cipanas RP.Berto Jandu OFM, dan RP.Gabriel Maing OFM, Pastor Rekan di Paroki Cianjur. Ekaristi yang dirayakan sekaligus dimaksudkan untuk pemberkatan kapel setelah direnovasi.
Dalam homilinya, Rm.Parta mengajak umat yang hadir agar meneladan ketulusan hati Santo Yusup. Ketulusan itu lahir dari keyakinan akan Allah. Yusup mempertimbangkan segala hal dalam hidupnya berdasarkan kehendak Allah. Ia mengutamakan kehendak Allah dalam memutuskan apa yang harus ia lakukan dalam hidupnya. Sementara Rm.Martin Kowe OFM dalam sambutannya, mengundang semua yang hadir supaya memberi ruang pada dimensi kontemplasi, keheningan di Tengah dunia yang berubah cepat. Keheningan memungkinkan seseorang secara jernih mengenal dan mendengarkan Tuhan. Itu juga dapat dipelajari dari Santo Yusup. Dalam Kitab Suci, hampir tidak terdengar “kata-kata, suara atau nyanyian pujian” Santo Yusup. Santo Yusup memberi ruang pada keheningan.
Direktur panti asuhan itu pula menyampaikan limpah terima kasih kepada para imam, biarawan-biarawati, undangan, panitia perayaan, karyawan, para pengasuh, para guru, dan anak-anak. Tidak lupa pula, terima kasih yang berlimpah disampaikan kepada para donator, penderma panti asuhan, kelompok-kelompok, keluarga-keluarga, komunitas, Perusahaan, dan pribadi-pribadi yang dengan cara masing-masing mendukung, terlibat, dalam penyelenggaraan, keberlangsungan hidup Panti Asuhan Santo Yusup. Perayaan ini ditutup dengan resepsi sederhana, makan malam Bersama dan diisi dengan tampilan-tampilan anak-anak serta karyawan. Semoga Tuhan memberkati perjalanan Panti Asuhan Santo Yusup selanjutnya.
Kontributor:
Emi Wardani