Pada 22 April 2025, segenap keluarga besar Panti Asuhan St. Yusup-Sindanglaya melaksanakan acara pelepasan-perpisahan dengan kelas 12. Acara pelepasan kelas 12 didahului dengan ungkapan syukur melalui Perayaan Ekaristi pkl. 17.00. Dalam perayaan ini, turut hadir perwakilan orang tua dari dua anak yang tinggal di daerah Cipanas dan Cikaso. Jumlah anak kelas 12 kebetulan 12 orang, jumlahnya seperti para rasul. Laki-laki 1 orang dan perempuan 11 orang. Dalam homilinya, Romo Oghy menegaskan bahwa semangat kebangkitan Yesus mesti diteruskan ke tempat di mana 12 anak diutus layaknya 12 orang Rasul sebab anak kelas 12 juga jumlahnya 12 orang. 12 anak telah menerima banyak hal dari St. Yusup dan saatnya mereka pergi untuk membagikan hal-hal baik yang mereka dapat pada tingkat selanjutnya. Tidak selamanya 12 anak menjadi murid di St. Yusup, mereka harus bisa menjadi guru di kemudian hari untuk melanjutkan dan mengajarkan nilai yang didapatkan di St. Yusup.
Di bagian akhir Perayaan Ekaristi, dilanjutkan dengan acara penyerahan secara simbolis anak kelas 12 dari pihak panti kepada keluarga. Pimpinan panti menyerahkan 2 anak secara simbolis kepada 2 keluarga. Perwakilan orang tua dalam ucapannya turut bangga dan terharu bahwa Panti St. Yusup sudah dengan sangat baik menjaga, melindungi, membimbing, dan mendampingi anak kelas 12 selama 6 dan 3 tahun di panti. Mereka bangga bahwa anak-anak pernah mengenyam pendidikan di panti. Panti St. Yusup menjadi saksi bisu perkembangan mereka selama di panti bersama dengan anak-anak St. Yusup yang lain. Mereka telah mengikuti proses jatuh bangun sebagai anak yang sedang tekun mengejar cita-cita di panti. Diharapkan suatu saat, mereka menjadi orang baik yang senantiasa membagikan cinta bagi orang lain yang membutuhkan.
Setelah selesai misa, langsung dilanjutkan dengan acara kebersamaan di aula panti. Empat wisma anak dan para pendamping hadir dalam kebersamaan ini di aula. Di sana, rangkaian acara dipandu oleh anak-anak sendiri. Acara pertama diawali dengan makan malam bersama sambil dihibur oleh penampilan anak-anak. Acara berlangsung meriah. Pada bagian terakhir acara, pimpinan panti mengajak kelas 12 untuk berdiri di tengah kumpulan anak-anak. Kemudian, sebagai bentuk ungkapan salam perpisahan, semua anak yang lain termasuk para pendamping menyanyikan lagu “Berkat Bapa Fransiskus” sambil menumpangkan tangan sembari berdoa untuk perjalanan 12 anak selanjutnya. Momen penumpangan tangan sambil bernyanyi merupakan momen yang menyatakan bahwa sebagai satu keluarga besar, panti akan tetap mendukung dan mendoakan mereka ke manapun mereka pergi.
Setelah menyanyikan lagu berkat serta penumpangan tangan, anak-anak kelas 12 secara pribadi berpamitan kepada anak-anak panti yang lain untuk saling menyampaikan pesan penguatan, saling meminta maaf, dan saling meneguhkan dalam suasana tangis dan haru. Setelah itu, kurang lebih pada pkl. 21.00, kelas 12 berangkat ke bandara menuju tempat perutusan selanjutnya. Banyak yang tidak merelakan momen ini. Namun, itulah kenyataan yang mesti dilalui agar kasih Tuhan bisa dikenal oleh banyak orang melalui pewartaan mereka di luar nanti. (Ed. Tim Publikasi PA St. Yusup).
Oleh: Ignatius Agustama Dillon
(Anak Panti St. Yusup Kelas 10, penghuni Wisma Bonaventura)