St. Maria merupakan tokoh panutan penting umat beriman Katolik dalam penghayatan hidup sebagai orang beriman. St. Maria menjadi panutan karena pemberian dirinya yang total bagi kehendak dan rencana keselamatan Allah bagi manusia. Dalam perjalanan sejarah, Gereja menetapkan beragam penghormatan kepada St. Maria seperti Peringatan, Pesta, dan Hari Raya agar umat beriman mengalami kedekatan dengannya. Tidak hanya Peringatan, Pesta, dan Hari Raya, terdapat juga tradisi doa-doa devosi dan prosesi menghantar patung St. Maria ke Gereja atau ke Gua Maria. Perarakan patung St. Maria adalah sebuah tradisi religius yang sudah umum di kalangan umat Katolik sebagai bentuk perayan iman. Perarakan patung St. Maria sering disebut kirab di mana patung St. Maria diarak bersama.
Setiap tahun, devosi kepada St. Maria dilakukan pada bulan Mei dan bulan Oktober. Pada bulan Mei ini, Panti Asuhan Santo Yusup-Sindanglaya membuka devosi kepada St. Maria di awal bulan Mei dengan (rencana) melakukan prosesi perarakan patung St. Maria dari depan Wisma Klara menuju kapel Panti. Akan tetapi, cuaca yang tidak mendukung mengharuskan acara perarakan patung Bunda Maria yang sedianya dimulai pkl. 16.00 terpaksa ditiadakan karena cuaca hujan. Cuaca yang kurang bersahabat dan tidak menentu rupanya tidak menyurutkan semangat anak-anak Panti Asuhan Santo Yusup untuk membuka devosi kepada Maria di bulan Mei. Sebagai gantinya, perarakan dimulai dari depan kapel Panti, lalu berarak masuk ke dalam kapel panti. Petugas pembawa patung adalah anak-anak panti. Perarakan ini diiringi juga dengan persembahan mawar dan lilin simbol terang Kristus yang bangkit. Masing-masing yang bertugas memegang lilin bernyala dan bunga mawar di tangan. Lilin melambangkan kehadiran Tuhan yang menerangi jalan sedangkan bunga mawar melambangkan kemurnian, kasih, dan pengorbanan.
Setelah perarakan patung St. Maria, kemudian dilanjutkan dengan perayaan ekaristi. Dalam homilinya, Romo Oghy menekankan bahwa St. Maria memiliki salah satu kebajikan penting dalam hidup yaitu memiliki keteguhan atau kekuatan diri. Semua orang tentu ingin memiliki kebajikan hidup seperti St. Maria. St. Maria memiliki kata sandi dalam hidupnya yang tidak bisa dihancurkan oleh godaan dan tantangan yang datang dari luar. St. Maria begitu kuat dalam ziarah hidupnya terutama saat mengikuti jalan salib Putra tunggal-Nya menuju Golgota. Maka, kalau ingin kuat seperti St. Maria, “Berdoalah kepada-Nya selama bulan Mei supaya kebajikan hidupnya senantiasa dicurahkan kepada umat beriman sekalian,” lanjut Romo Oghy.
Setelah perayan Ekaristi, patung St. Maria, diantar dan diarak secara bersama menunju Wisma Bonaventura. Wisama Bonaventura adalah wisma yang dikhususkan bagi anak-anak putra SMK, SMA, dan SD. Selama satu Minggu, patung St. Maria ditempatkan di Wisma ini. Kemudian Minggu berikutnya akan diantar ke tiga wisma yang lain dengan durasi waktu masing-masing wisma satu Minggu. Selama bulan Mei empat wisma akan berdoa rosario pada pkl. 17.00 di wisma masing-masing dan kalau memungkinkan boleh dilakukan di gua-gua Maria yang sudah ditentukan. Doa Rosario dilakukan sebagai rangkaian doa berupa renungan atas misteri keselamatan dari saat Yesus mulai dikandung sampai Ia dimuliakan di Surga.
Bunda Maria adalah ibu Yesus, Ibu Gereja, serta teladan kaum beriman. Bulan Maria khususnya pada bulan Mei merupakan waktu khusus untuk memperdalam devosi dan penghormatan kepada St. Maria serta memohon perantaraanya dalam menghadapi kesulitan hidup. Semoga devosi di dalam dan bersama St. Maria sungguh-sungguh mengalirkan kekuatan agar semakin mendekatkan diri pada Allah. Dengan semakin dekat kepada Allah, umat beriman akan menjalani kehidupan ini dengan selalu bersikap syukur dalam keadaan apapun karena yakin dan percaya ada Tuhan yang memberikan kekuatan dan ada St. Maria yang selalu menolong. (Ed. Tim Publikasi PA St. Yusup).
Oleh: Helena Igristiara Ratu
(Anak Panti St. Yusup Kelas 10, Penghuni Wisma Agnes)